Cipto Junaedy Penulis National Mega Best Seller
Rata rata setiap 42 hari sekali, Beliau memberikan Rumah gratis kepada orang yang membutuhkan.Cipto Junaedy hanya dalam waktu sekitar 15 hari sanggup membeli hampir satu Tower Gedung Apartemen Podomoro City (Central Park dan Royal Podomoro). Selain sebagai investor, praktisi, dan pembicara, Cipto Junaedy juga menulis buku-buku yang berlevel National Mega Best Seller yang diterbitkan oleh penerbit utama Gramedia Pustaka. Beliau telah mengubah banyak orang dari berbagai latar belakang;baik dari tukang bakso, ibu rumah tangga, perawat, pedagang, wirausahawan, developer, pemilik toko, pegawai, eksportir, investor property, pemilik bimbel, direktur, sehingga bisa memiliki banyak properti minimum sejumlah anaknya dan terbebas dari utang. itulah beberapa gebrakan yang telah berhasil dicuatkan oleh Bp. Cipto Junaedy.
berikut ini adalah review dari salah satu buku karyanya yang sangat terkenal dan fenomenal yang berjudul :
Membeli Ruko Tanpa Uang Tanpa Hutang
Cipto Junaedy
Biasanya kebanyakan orang jika ingin membeli Ruko atau Properti
caranya adalah :
1. Cari Mertua yang Kaya
2. Cari Bapak kedua yaitu “Bank”
Kebanyakan orang berhutang kepada bank, lalu uangnya dipakai untuk membeli Ruko dan sisa uang hutang tersebut dipakai untuk modal bisnis, setelah itu orang mulai berhitung tentang angsuran utangnya, katakan angsurannya 50 juta per bulan, lalu hasil bisnisnya bisa 75 juta per bulan, dia merasa “alangkah indahnya,
hasil bisnis saya bisa buat menutup angsuran hutang, bahkan masih ada sisa kelebihannya.”
Ini namanya bukan strategi, ini namanya “Teler”, kelihatannya saja benar tapi menangnya menang kalahnya kalah, sebab roda bisnis itu bisa saja diatas dan bisa juga dibawah, saat roda bisnis dibawah “bonjrot” kita, tambah tua tambah berhutang. Membeli ruko, kemudian dipakai untuk berbisnis itu baik, tetapi jangan membayar ruko dari hasil bisnis, “kalau begitu pakai uang saya sendiri saja pak”, ini juga kelemahannya langsung jelas, yaitu jika kita hanya punya uang 1 milyar, berarti kita hanya bisa membeli Ruko senilai 1 milyar. Baca selengkapnya buku karya Bp. Cipto Junaedy yang berjudul “Bagaimana Membeli Ruko Tanpa Uang dan Tanpa Hutang, Tanpa mengandalkan Hasil Bisnis dan Gaji”.
Uang hasil bisnis utuh, demikian juga uang gaji juga tetap utuh, anda mempunyai daya beli yang tidak terbatas, karena tanpa uang, tapi ingat tanpa uang bukan berarti penjual menerima sandal, penjual juga akan menerima uang. Ayo kita lihat bagaimana caranya, Seru?.
Apakah Strategi ini Applicable untuk semua Orang?
Mungkin kita ada pertanyaan, “Pak, kalau saya melakukan strategi ini, sementara saya tidak berpengalaman di bidang properti, di bidang bisnis tertentu, apakah bisa menjalankan strategi ini pak?”,jawabnya, “bisa”, namun anda harus mengetahui perbedaan antara mengetahui dan menguasai dulu, ingat, belajar nyetir mobil juga perlu latihan, nggak bisa asal langsung naik mobil lalu nyetir sendiri, nanti bisa nabrak, tapi bukan berarti anda harus menjadi jago, dalam arti sudah bergelut di dunia properti demikian lama, saya berikan contoh orang yang bergelut di dunia properti begitu lama namun belum bisa punya banyak properti, contohnya siapa? broker, broker itu jago menjualkan rumahnya orang, menjualkan rukonya orang, bila kita suruh mencaplok banyak ruko untuk diri sendiri, ya pasti garukgaruk kepala, bukan berarti ini untuk mencela broker, tapi untuk menekankan pada diri anda, menyemangati anda, bahwa meskipun anda tidak sepenuhnya bergelut di bidang properti, anda tetap bisa.
Ada lagi pertanyaan, “pak apakah bisa menguasai ataupun melakukan strategi ini kalau latar belakang saya cuma seorang yang sederhana pak? apakah bisa? saya cuma karyawan dengan gaji yang tidak tinggi, apakah bisa?”, saya ingatkan, yang kita mau pelajari ini justru tanpa uang dan tanpa hutang, jadi meskipun latar belakang kita belum cukup uang, ya tetap bisa, anda harus melihat lagi batasan nomor 1 dalam point tentang 5 batasan, yaitu apa? belum cukup uang, belum cukup uang itu bisa berarti karena memang kita tidak punya uang, atau juga bisa berarti uang kita sangat banyak, tapi ruko yang dibeli jauh lebih mahal, jadi tetap saja namanya uang belum cukup, kalau kita beli rukonya pakai uang sendiri, maka kelemahannya bila uang kita cuma 1 milyar, ya cuma bisa beli ruko 1 milyar, kalau pakai ngutang, punya 1 milyar bisa beli 10 milyar, tapi
hutangnya 9 milyar, tapi kalau tanpa uang dan tanpa hutang punya uang 1 milyar tetap bisa beli 10 milyar, sedang uang kita yang 1 milyar tetap utuh tidak perlu digunakan untuk membayar rukonya.
Lalu pertanyaan berikutnya, “pak kalau saya orang kaya, tetap bisa melakukan strategi ini tidak?”, sekali lagi untuk melakukan ini tidak melihat latar belakang ekonomi anda, mau anda pengusaha besar, anda karyawan dengan gaji UMR, anda direktur, anda supervisor tingkat paling junior atau staff yang tingkat paling senior,
tidak menutup kesempatan anda untuk melakukan ini, termasuk pula kalau kita ini seorang ibu rumah tangga, mahasiswa, penjaja kecil ataupun pemilik restoran besar, tetap bisa melakukan ini, jadi dengan kata lain, “applicable”, karena tidak melihat latar belakang ekonomi anda. Dari dua point pertanyaan diatas kita tahu kesimpulannya adalah: tidak mengharuskan anda memiliki latar belakang yang bergelut di bidang property, dan juga tidak mengharuskan anda memiliki latar belakang ekonomi yang sangat kaya, “tidak”. Begitu pula kalau pertanyaan ketiga, “pak apakah juga applicable berlaku untuk saya yang sudah terlanjur punya banyak hutang, masih bisa diperbaiki nggak?”, tentunya masih bisa, jadi kalau kita saat ini dalam posisi sedang berhutang, tentunya dengan melakuan strategi ini dan tentunya setelah anda mengetahui dan menguasai maka diharapkan hutang anda terselesaikan. Begitu pula pertanyaan, “pak apakah saya harus pengalaman juga dalam hal surat-surat properti?”, maka jawabnya, “tidak harus”, memang anda perlu mengerti, tapi tidak harus terus kita terlalu mbulet memahami surat-surat properti, karena ada lho orang yang
Apakah Strategi ini Applicable untuk semua Lokasi?
“Pak, apakah strategi ini bisa dipakai untuk semua lokasi?”,jawabnya, “bisa”, tentu saja kalau kita mau membeli ruko, ya! sebaiknya adalah ditempat yang terbaik, tempat yang strategis, namun saya mau mengubah kita semua, supaya kita tidak menjadi penakut terhadap lokasi, misalkan begini, suatu kali kita ketemu lokasi dengan nama jalan pahlawan, kalau lokasi dengan nama jalan pahlawan di kota manapun mahal nggak? tentunya mahal, contohnya jalan Ahmad Yani, Jalan Sudirman, Jalan Gajah Mada, Jalan Gatot
Subroto, dsb, jalan dengan nama-nama pahlawan hampir di semua kota itu pasti mahal, banyak orang yang takut dengan nama-nama jalan pahlawan, karena apa? karena mahal, atau juga berbagai nama jalan lainnya di masing-masing kota anda yang memang sangat strategis dan sangat mahal, banyak sekali orang takut dengan lokasi, maksudnya takut lokasi yang mahal, saya mau katakan, “jangan takut dengan lokasi”, orang kalau betul-betul bisa membeli properti tanpa uang dan tanpa hutang tidak akan pernah takut terhadap
lokasi, ayo salami kiri kanan anda, “jangan takut lokasi, jangan takut harga”, orang yang takut harga itu berarti ketahuan modalnya ngutang atau modalnya dari dompetnya sendiri (pakai uang), berarti kalau modalnya 1 milyar ya paling bisa beli propertinya 1 milyar tidak bisa lebih, mau beli properti yang harga 4 milyar sudah tidak bisa, karena sekali lagi pakai uang dan pakai hutang. Jadi, jangan takut terhadap lokasi, lokasi manapun harga berapapun kalau nanti anda sudah mengetahui dan menguasai tentunya juga anda harus berlatih, maka tidak perlu lagi takut lokasi atau takut harga, dengan kata lain kita bisa pakai strategi ini untuk
lokasi manapun dengan harga berapapun.
Saya juga mau mengubah anda bukan menjadi seorang pencela lokasi, tetapi menjadi seorang pencaplok lokasi. Coba kita lihat keadaan sekeliling kita, banyak orang yang hidupnya itu pinternya “nyacat” atau mencela lokasi, contohnya begini, kalau ketemu lokasi yang mahal, dia mencela, “kemahalan, duitnya darimana?”, lalu dibawa ke lokasi yang sangat murah, “waduh kok
murah sekali, lokasinya terlalu kepinggir”, akhirnya dikasih lokasi yang harganya di tengah-tengah, “waduh kalau harganya di tengahtengah, lokasi jalannya jadi tidak terlalu strategis”, akhirnya kita setiap hari pinternya apa? pinternya mencela, contoh kalau saya pakai alamat di Jakarta, ayo kita caplok dijalan Gajah Mada, “waduh kok jalan Gajah Mada Pak, mahal sekali Pak”, ya sudah, kalau begitu yang murah saja di Bekasi, “loh pak di Bekasi?, kan jauh pak, lebih terpencil”, ya sudah, saya ganti, kalau gitu ayo di Sunter, “waduh pak, di Sunter itu banjir pak”, ya sudah, kalau gitu di Kelapa Gading, “wah pak, Kelapa Gading kan macet pak”, ya sudah di Serpong, “kalau di Serpong jauh sekali pak”, akhirnya untuk setiap lokasi dia pinternya
hanya mencela, bukan pinternya mencaplok, ayo kita rubah itu, jangan menjadi pencela lokasi, tapi jadilah pencaplok lokasi, jangan jadi sukanya nyacat atau mencacat lokasi, tapi pinterlah mencaplok lokasi, ayo kita salami kiri kanan, “jangan jago mencela tapi jagolah mencaplok lokasi”, jangan pinternya nyacat lokasi tapi pintarlah nyaplok lokasi. Sekali lagi saya tekankan, strategi ini bisa dipakai untuk lokasi manapun harga berapapun, tentunya keinginan kita adalah mencari lokasi yang baik, maksud saya lokasi yang baik adalah lokasi yang mahal, tetapi kalau memang anda punya kemauan sendiri, “saya mau cari lokasi yang tengah-tengah saja”, maksudnya yang tidak terlalu mahal, ya boleh-boleh saja, “saya mau cari lokasi dimana saja”, juga boleh-boleh saja. Nah, jadi lokasi manapun harga berapapun, strategi ini applicable untuk semua lokasi.
“Loh pak Cipto Junaedy kalau semisal saya takut sama lokasi yang mahal?”, saya ingatkan jangan takut sama lokasi mahal. “lha tapi kalo saya takut pak terhadap lokasi yang mahal, saya maunya pilih lokasi yang lebih murah, tapi kalau lebih murah nggak cocok untuk tempat bisnis pak, nanti bisnisnya kurang laris pak, bagaimana mencaploknya pak?”, saya ingatkan, kalau anda mencaploknya itu tanpa mengandalkan hasil bisnis, artinya menang kalah tetap menang, berarti anda tidak perlu pusing, meskipun anda mau caplok lokasi yang mahal pun tetap bisa, lokasi bukan yang paling strategis pun tetap bisa, karena apa? karena anda mengandalkannya tidak pakai uang dan tidak pakai hutang, juga tidak mengandalkan dari hasil bisnis.
Ruko itu dipakai untuk bisnis boleh, tetapi membayar rukonya tidak perlu mengandalkan dari hasil bisnis, meskipun jalannya bukan jalan yang paling strategis, kalau memang anda mau memilih yang itu, ya silahkan saja, kalaupun anda mau memilih lokasi yang paling strategis, juga boleh, jangan mengasumsikan begini : “oh, saya pilih yang strategis, supaya hasil bisnisnya laris”, coba lihat, orang yang punya ruko dijalan strategis yang bangkrut itu banyak nggak? banyak, restoran dijalan yang paling strategis lalu tutup dan gontaganti
banyak nggak? banyak, lha apakah itu kurang strategis? itu sudah sangat strategis, namun tetap saja tokonya gonta ganti, maksudnya banyak yang bangkrut dan berguguran, akhirnya kalau kita lihat, bisnis di ruko tersebut sering gonta ganti. Jadi, mau lokasi strategis boleh, lokasi yang kurang strategis atau lokasi yang tidak strategis pun juga boleh, anda yang memilih, karena semuanya tidak diandalkan pada menangnya menang, kalahnya kalah, tetapi diandalkan pada menang kalah tetap menang tanpa menyakiti orang lain, seru?
Sekian dulu Review dari Buku "Membeli Ruko Tanpa Uang Tanpa Hutang"
Semoga Bermanfaat bagi kita semuanya. Salam Sukses untuk semuanya!
Segera Dapatkan Bukunya di Gramedia dan ikuti strategi cemerlang Bp. Cipto Junaedy